Selasa, 14 Juni 2011

Olahraga paling baik buat tubuh kita

Jalan Kaki Olah Raga Paling Sehat
Jalan kaki ternyata dapat memiliki efek sehat yang sama dengan olah raga lari ataupun aerobik. Selain itu, jalan kaki memiliki keuntungan resiko cedera yang lebih kecil dibandingkan lari dan aerobik.

BERJALAN kaki rutin kembali dikukuhkan sebagai obat paling menyehatkan di abad modern ini. Bukan lari, apalagi sprint, yang bisa menambah sehat dan menjanjikan kita beroleh umur panjang. Beberapa bukti baru ihwal manfaat berjalan kaki muncul kembali baru-baru ini.

Dalam tulisan lain, saya menulis panjang lebar ihwal manfaat berjalan kaki bagi kesehatan. Dalam moto tabloid ini, bahwa ”sehat itu murah”, yang antara lain mengutip salah satu racikan resep dari Antioxidant Revolution karya Cooper, penggagas aerobik. Caranya, berjalan kaki tergopoh-gopoh dengan laju 5-6 km/jam selama sekitar 40-50 menit/hari, dilakukan 5-6 kali/seminggu.

Baru-baru ini diungkap kembali betapa menyehatkan kebiasaan berjalan kaki bila dilakukan rutin, seperti tercatat dalam studi Framingham terhadap mereka yang berusia di atas 46 tahun. Hasilnya ternyata menakjubkan. Bukan saja umur rata-rata harapan hidup mereka yang berjalan kaki rutin lebih panjang dibanding yang tidak melakukannya, melainkan mereka juga terhindar dari risiko serangan jantung.

Sayangnya, konon tidak semua orang Amerika melakukan gerak badan dengan porsi sesuai dengan anjuran dokter. Mereka rata-rata hanya menempuh duapertiga dari yang direkomendasikan dokternya, baik dalam hal kekerapan maupun kelajuan berjalan kakinya (Dr. Michael G.Perri). Manfaat yang bisa mereka petik pun tidaklah penuh.

Dari semula sudah diingatkan oleh Cooper, yang melakukan otokritik terhadap kegiatan aerobik dengan berlari atau maraton, dan hasilnya ternyata sama saja dengan yang diperoleh dari berjalan kaki, tetapi berisiko cedera lutut, tungkai, dan kaki – tak cukup berjalan santai lenggang kangkung belaka. Untuk memetik manfaat aerobik, harus jalan bergegas tergopoh-gopoh atau brisk walking. Rata-rata memerlukan kecepatan sekitar 100 meter/menit (atau 6 km/jam), menempuh jarak sekitar 5 km (4 mil)/sehari.

Tak Langsung Terasa
Efek berjalan kaki tentu tidak akan langsung terasa dalam hitungan minggu atau bulan. Manfaatnya baru akan dirasakan setelah cukup lama melakukan kegiatan rutin sepanjang minggu. Bukan saja badan terasa lebih bugar, dan mungkin terjadi pengurangan atau menghilangnya keluhan atau perasaan tidak enak di badan yang terasakan sebelumnya. Kenormalan terbaca juga pada nilai-nilai kesehatan yang terukur, seperti tekanan darah, gula darah, kondisi otot dan tulang, serta lemak darah.

Semua nilai laboratorium memberikan hasil yang mendekati nilai normal. Namun, belum tentu orang selalu merasakan kenormalannya sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium atau pengukuran. Yang pasti, perasaan badan lebih segar, lebih bugar, tidak lekas letih, selera makan bagus, enak tidur, lebih lekas haus, dan lancar buang air besar, merupakan tanda bahwa badan tengah menjadi lebih sehat.

Mereka yang sudah terbiasa berjalan kaki rutin justru akan merasakan tidak enak badan kalau lama tidak berjalan kaki. Berjalan kaki ternyata bukan saja bentuk latihan yang sempurna di mata medis, melainkan juga kegiatan bergerak badan yang paling aman bagi tubuh yang sudah rapuh, dan renta sekalipun.

Dulu, pada dasawarsa 70-an, belum jelas benar kalau kegiatan berjalan kaki rutin bisa mencegah berbagai penyakit (menahun). Kini manfaat itu tak terbantahkan lagi. Studi dalam lima tahun terakhir semakin mengukuhkan bahwa berjalan tergopoh-gopoh, dan bukan jalan santai, memang memberi banyak manfaat bagi kesehatan kita.

Sumber :Dr. Handrawan Nadesul