Rabu, 04 Mei 2011

Posisi tangan dalam Do'a

Ketika berdo’a Rasulullah mencontohkan beberapa posisi tangan. Ada kalanya Rasulullah mengangkat kedua tangan. Kadang-kadang Rasullah hanya memberi isyarat dengan jari telunjuknya. Dan kadang-kadang beliau memberikan isyarat apa-apa.
a. Hadis yang menerangkan beliau mengangkat kedua tangan
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ أَتَى رَجُلٌ أَعْرَابِيٌّ مِنْ أَهْلِ الْبَدْوِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَاشِيَةُ هَلَكَ الْعِيَالُ هَلَكَ النَّاسُ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ يَدْعُو وَرَفَعَ النَّاسُ أَيْدِيَهُمْ مَعَهُ يَدْعُونَ قَالَ فَمَا خَرَجْنَا مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى مُطِرْنَا فَمَا زِلْنَا نُمْطَرُ حَتَّى كَانَتْ الْجُمُعَةُ الْأُخْرَى فَأَتَى الرَّجُلُ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ بَشِقَ الْمُسَافِرُ وَمُنِعَ الطَّرِيقُ بَاب رَفْعِ الْإِمَامِ يَدَهُ فِي الِاسْتِسْقَاءِ
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata; Ada seorang Arab dusun (A’rabi) datang kepada Rasulullah saw pada hari Jum’at, lali ua berkata, khutbah Jum’at, ia meminta kepada beliau untuk dimintakan kepada Allah hujan, lalu beliau mengangkat kedua tangannya seraya berdo’a, demikian pula para Sahabat ra, mengangkat tangan mereka seraya berdo’a bersamanya (HR. Bukhari, HR. Muslim)
b. hadis yang menerangkan beliau memberi isyarat dengan telunjuk
عَنْ عُمَارَةَ بْنِ رُؤَيْبَةَ قَالَ رَأَى بِشْرَ بْنَ مَرْوَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ رَافِعًا يَدَيْهِ فَقَالَ قَبَّحَ اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَا يَزِيدُ عَلَى أَنْ يَقُولَ بِيَدِهِ هَكَذَا. وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الْمُسَبِّحَةِ
Dari `Umarah bin Ru-aibah, bahwa ia melihat Bisyr bin Marwan mengangkat kedua tangannya ketika di atas mimbar, lalu ia (`Umarah) berkata kepadanya: Semoga Allah memburukkan kedua tanganmu ini. Sungguh aku telah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak melebihkan tatkala sedang berdo’a selain seperti ini, sambil mengangkat jari telunjuknya (HR. Muslim)
c. hadis yang menyebutkan Rasulullah berdo’a tanpa ada keterangan bagaimana sikap tangan beliau adalah
عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ حْسَنْتَ خَلْقِى، فَحْسِنْ خُلُقِى
Dari Ibnu Mas’ud ra, bahwa; Rasulullah saw pernah berdo’a, “Ya Allah, Engkau telah membaguskan rupaku, maka baguskanlah akhlakku” (HR Ibnu Hibban)
Di dalam hadis di atas tidak diterangkan apakah Rasulullah saw mengangkat kedua tangan, atau memberi isyarat dengan telunjuk.
Demikian juga do’a-do’a yang beliau baca ketika shalat, seperti do’a iftitah, do’a saat sujud, duduk di antara dua sujud dan lain-lainnya. Beliau berdo’a di dalam shalat tidak mengangkat kedua tangan, atau memberi isyarat dengan telunjuk, kecuali di dalam tasyahhud saja. Ini menunjukkan bahwa kadang-kadng beliau berdo’a tanpa meletakkan posisi tangan secara khusus.
Adapun makna dari isyarat-isyarat itu kita kembalikan kepada Allah dan RasulNya. Kita berdo’a mengikuti cara Rasulullah saw, karena do’a bagian dari ibadah. Jika beliau mengajarkan berdo’a dengan memberi isyarat telunjuk maka kita ikuti. Jika beliau berdo’a dengan mengangkat kedua tangan, maka kita ikuti. Jika tidak ada riwayat bagaimana posisi tangan Rasulullah saw, kita bisa berdo’a tanpa mengangkat tangan ataupun memberi isyarat.
Memang Rasulullah saw telah menjelaskan keutamaan berdo’a dengan posisi tangan tertentu.
a. Keutamaan mengangkat kedua tangan, adalah;
إِنَّ اللهَ حَيِيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِيْ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهَ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرَاً
Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sifat malu dan Maha pemberi karunia, Dia malu dari hamba-Nya tatkala sang hamba (berdo’a) mengangkat kedua tangannya (ke langit) jika keduanya dikembalikan dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan) (HR. Ahmad, Al-Hakim, At-Tirmidzi, dinyatakan shahiholeh Syaikh Al-Albany)
b. Sedangkan keutamaan berdo’a dengan memberi isyarat telunjuk ditunjukkan oleh banyak hadis, tetapi tidak ada satu pun yang shahih. Berikut ini adalah hadis-hadis yang menyebutkan keutamaan berd’a dengan isayarat telunjuk;
عن نافع ، قال : كان ابن عمر رضي الله عنه إذا جلس في الصلاة وضع يده على فخذه وأشار بأصبعه ، ثم يقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « لهي أشد على الشيطان من الحديد
Dari nafi’, ia berkata; ibnu umar apabila duduk di dalam shalat beliau meletakkan tangannya di atas pahanya dan memberi isyarat, kemudian ia (Ibnu Umar) berkata; Rasulullah saw bersabda, isyarat itu lebih benar-benar berat bagi syetan daripada besi” (HR ath-Thabrani, di dalam kitab ad-Dua’ dan Ahmad di dalam Musnad, tetapi hadis ini dla’if karena di dalam sanadnya ada Katsir bin Zaid)
عن أبي هريرة ، رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إن جزءا من سبعين جزءا من النبوة : تأخير السحور ، وتبكير الفطر ، وإشارة الرجل بأصبعه في الصلاة »
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata; Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya sepertujuh puluh kenabian itu adalah, mengakhirkan sahur, menyegerakan berbuka dan seseorang memberikan isyarat dengan telunjuknya ketika shalat (HR ath-Thabrani di dalam ad-Du’a’ dan Abdurrazaq di dalam al-Mushannaf, tetapi sanadnya dla’if)
عن أنس بن مالك ، رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إذا دعا العبد فأشار بأصبعه قال الرب تبارك وتعالى : أخلص عبدي »
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata; Rasulullah saw bersabda, Apabila seorang hamba berdo’a dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya maka Allah berfirman; hambaku telah ikhlas (HR ath-Thabrani di dalam kitab ad-Du’a. hadis dla’if karena di dalam sanadnya ada al-Muqaddam bin Dawud al-Mishri, dia rijal yang dla’if)
Hadis Dla’if tidak bisa menjadi dasar hukum, atau pun dasar menetapkan sebuah keutamaan. Oleh karena tidak ada hadis yang shahih dalam masalah ini, maka tidak perlu diyakini adanya keutamaan-keutamaan seperti yang disebutkan di dalam hadis di atas.

Sumber :http://soaljawabislam.wordpress.com/2009/04/20/posisi-tangan-dalam-do%E2%80%99a/